Alamat
Jl. Soekarno - Hatta No.1, Mibo, Kec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 23231
Layanan IGD
24 JAM
Call Center

Waspada Acute Mountain Sickness, Risiko Kesehatan Saat Mendaki Gunung

Artikel Kesehatan 0 kementar

Mendaki gunung menjadi salah satu aktivitas wisata yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Selain sebagai sarana rekreasi, pendakian juga memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental.

Namun, perbedaan karakteristik lingkungan di ketinggian dapat memicu berbagai kondisi kesehatan, salah satunya adalah Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian. Kondisi ini terjadi akibat tubuh bereaksi terhadap kadar oksigen yang semakin menipis di dataran tinggi, sehingga berdampak pada sistem saraf pusat dan menimbulkan berbagai gejala.

Penyebab Acute Mountain Sickness

AMS biasanya terjadi ketika seseorang mendaki terlalu cepat ke ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) tanpa memberi waktu bagi tubuh untuk beradaptasi. Semakin tinggi lokasi pendakian, tekanan udara semakin rendah, sehingga kadar oksigen dalam udara berkurang drastis. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada tubuh, terutama bagi pendaki yang belum terbiasa berada di ketinggian.

Gejala Acute Mountain Sickness

Gejala AMS dapat muncul secara bertahap atau tiba-tiba, tergantung pada ketinggian yang dicapai dan seberapa cepat seseorang mendaki. Gejala ringan hingga berat yang dapat dialami meliputi:

  • Sulit tidur
  • Kelelahan berlebihan
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas

Pada kasus yang lebih parah, AMS dapat berkembang menjadi High Altitude Cerebral Edema (HACE) atau High Altitude Pulmonary Edema (HAPE), yang berpotensi mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat.

Cara Mengatasi Acute Mountain Sickness

Untuk mengurangi risiko AMS, pendaki disarankan untuk menyesuaikan ritme pendakian dan melakukan aklimatisasi sebelum mencapai ketinggian tertentu. Jika gejala AMS muncul, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Menurunkan ketinggian sekitar 300–600 meter dari lokasi sebelumnya.
  2. Istirahat dan menjaga hidrasi tubuh dengan minum air yang cukup.
  3. Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter, seperti:
    • Acetazolamide untuk membantu pernapasan.
    • Dexamethasone untuk mengurangi pembengkakan di otak.
    • Nifedipine untuk mengatasi sesak napas.
    • Penghambat fosfodiesterase untuk meningkatkan aliran darah ke paru-paru.

Dalam kasus AMS yang parah, penderita sebaiknya segera turun ke ketinggian di bawah 1.200 mdpl dan mendapatkan penanganan medis.

Pencegahan Acute Mountain Sickness

Agar pendakian tetap aman dan nyaman, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Lakukan aklimatisasi sebelum naik ke ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.
  • Hindari mendaki terlalu cepat dan naik secara bertahap.
  • Perbanyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Jangan mengonsumsi alkohol atau obat penenang, karena dapat memperburuk gejala.
  • Siapkan obat-obatan darurat, terutama bagi yang rentan mengalami AMS.

Pendakian gunung memang menawarkan pengalaman seru dan menantang, tetapi tetap harus dilakukan dengan persiapan yang matang agar terhindar dari risiko kesehatan seperti Acute Mountain Sickness. Jika mengalami gejala AMS, jangan abaikan dan segera ambil tindakan yang tepat!

0 kementar

Jawab

Memuat jadwal imsakiyah...

GPR Kominfo

POLIKLINIK
DOKTER JAGA
DARURAT
STATISTIK
TESTIMONI