
Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja
Penggunaan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Namun, di balik keterhubungannya yang luas, terdapat dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental mereka. Bila tidak menggunakannya secara bijak, media sosial dapat meningkatkan risiko cemas dan rendah diri. Mari simak ulasan selengkapnya tentang pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja di bawah ini.
Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja
Media sosial adalah istilah untuk situs dan aplikasi internet yang dapat digunakan untuk berbagi konten yang Anda buat. Media sosial juga memungkinkan seseorang merespons konten yang diunggah oleh orang lain.
Berbagi secara online dalam situs media sosial membantu banyak orang tetap berhubungan dengan teman atau terhubung dengan teman baru. Hal ini mungkin lebih penting bagi remaja dibandingkan kelompok usia lainnya. Persahabatan membantu remaja merasa didukung dan berperan dalam membentuk identitas mereka.
Saat ini terdapat perdebatan mengenai manfaat dan kerugian media sosial terhadap kesehatan mental. Jejaring sosial adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental dan fisik seseorang dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas kontak sosial.
Sebenarnya, media sosial bisa menjadi platform yang positif apabila dimanfaatkan secara bijak dan tidak berlebihan, misalnya untuk mencari informasi, menjalin relasi, berkarya, dan lain sebagainya.
Sayangnya, beberapa orang, tak terkecuali remaja, sering kali terlalu lena terhadap media sosial sehingga platform ini justru membawa pengaruh negatif. Berikut uraian selengkapnya tentang pengaruh positif dan negatif media sosial pada remaja.
A. Dampak Positif Media Sosial
Perlu dipahami bahwa media sosial tidak memengaruhi setiap individu dengan cara yang sama. Baik atau buruknya pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja tergantung dari apa yang mereka lihat, waktu yang dihabiskan untuk online, faktor psikologis (misalnya, tingkat kedewasaan), serta kehidupan pribadinya (termasuk budaya, sosial, dan ekonomi).
Jika dilihat dari sisi yang positif, media sosial dapat membantu para remaja untuk mendapatkan dukungan secara online, misalnya dari komunitas tertentu yang mendukung bakatnya. Kini, para remaja juga bisa belajar bagaimana remaja lain mengatasi situasi kehidupan yang menantang serta mencari informasi terkait kondisi kesehatan mental.
Selain itu, jika digunakan secara sehat, media sosial juga dapat membantu seorang remaja yang rentan depresi tetap terhubung dengan orang lain. Konten-konten yang menghibur di media sosial juga bisa membantu remaja yang sedang berjuang melewati hari yang menurutnya cukup berat atau menantang.
B. Dampak Negatif Media Sosial
Pengalaman remaja dengan teman sebayanya mempunyai dampak besar terhadap permulaan dan pemeliharaan kesehatan mental merekat. Hubungan dengan teman sebaya di dunia media sosial mungkin bisa lebih sering, intens, dan cepat dibandingkan di kehidupan nyata.
Menjadi target cyberbullying, yang juga dikenal sebagai viktimisasi dunia maya, telah terbukti berhubungan dengan rusaknya citra diri, munculnya keinginan untuk bunuh diri, dan berbagai masalah. Selain itu, para remaja juga mungkin berada dalam bahaya akibat tekanan teman sebaya yang ditemukan di platform media sosial,
Efek negatif sosial media terhadap kesehatan mental remaja sangat erat kaitannya dengan citra tubuh. Ketika seorang remaja membandingkan diri mereka dengan foto atau konten orang lain yang ada di media sosial, baik itu temannya ataupun selebriti, mereka mungkin akan merasa rendah diri. Hal ini dapat membuat self-esteem dan citra dirinya menurun. Survei yang dilakukan oleh Common Sense Media menunjukkan bahwa:
Sebanyak 35% remaja di media sosial khawatir akan ditandai (tagging) dalam foto yang tidak menarik.
Sebanyak 27% merasa stres dengan penampilan mereka saat mengunggah foto.
Sebanyak 22% merasa tidak percaya diri ketika tidak ada yang mengomentari atau “menyukai” foto mereka.
Bagaimana remaja menggunakan media sosial juga dapat menentukan dampaknya. Misalnya, melihat jenis konten tertentu dapat meningkatkan efek negatif terhadap kesehatan mental remaja. Konten tersebut mungkin berisikan:
- Tindakan ilegal.
- Menyakiti diri sendiri atau menyakiti orang lain.
- Mendorong kebiasaan yang terkait dengan gangguan makan.
Apa yang remaja bagikan tentang diri mereka sendiri di media sosial juga penting. Di usia remaja, membuat pilihan impulsif sebelum memikirkannya secara matang adalah hal yang wajar terjadi. Jadi, saat mereka marah atau kesal, mereka mungkin akan mengunggah hal yang membuatnya menyesal di kemudian hari. Hal ini dikenal dengan istilah stress posting.
Beberapa konten terkadang memicu munculnya komentar kebencian (hate comment), bahkan mengarah pada cyberbullying. Pada akhirnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan cemas atau depresi pada remaja. Selain itu, media media sosial juga merupakan salah satu alasan utama seseorang mengalami kecanduan gadget.
Tips Mencegah Kecanduan Sosial Media pada Remaja
Guna mencegah pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja yang mengarah pada dampak negatif, pola asuh orang tua sangat penting dalam hal ini. Orang tua tidak harus terlalu melarang anak remajanya untuk mengakses media sosial, namun perlu membatasi dan mengawasinya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kecanduan sosial media pada remaja adalah sebagai berikut:
- Kelola perilaku yang menentang. Apabila penggunaan media sosial anak remaja mulai menentang aturan orang tua tentang apa yang pantas dan tidak pantas, cobalah berbicara dengan anak tentang hal itu.
- Mengaktifkan pengaturan privasi di media sosial anak guna mencegah anak membagikan informasi yang tidak seharusnya dibagikan.
- Memantau akun media sosial anak dengan cara mengikuti (follow) akun sang anak beserta teman-temannya.
- Berdiskusi secara terbuka dengan anak mengenai penggunaan media sosial. Cobalah bertanya tentang apa yang membuat anak merasa senang dengan platform tersebut, apa yang membuat anak merasa tidak nyaman, dan lain-lain.
- Memberikan contoh yang baik bagi anak dalam mengunakan media sosial.
- Menjelaskan apa yang baik dan tidak baik dalam menggunakan media sosial.
- Mengingatkan anak untuk tidak membagikan informasi pribadi dengan orang asing secara online, seperti alamat, nomor telepon, kata sandi, dan nomor bank atau kartu kredit.
- Ajak anak untuk tetap melakukan kontak tatap muka dengan teman sebayanya.