Alamat
Jl. Soekarno - Hatta No.1, Mibo, Kec. Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh 23231
Layanan IGD
24 JAM
Call Center
Ini Perbedaan Psikiater dan Psikolog dalam Mengatasi Gangguan Mental

Ini Perbedaan Psikiater dan Psikolog dalam Mengatasi Gangguan Mental

Artikel Kesehatan 0 kementar

Saat seseorang mengalami gangguan mental, banyak yang merekomendasikan untuk menemui psikolog atau psikiater.

Namun, tahukah kamu bahwa ada perbedaan di antara keduanya?

Salah satunya dari pendidikan yang mereka ambil. Psikiater menjalani pendidikan kedokteran umum terlebih dahulu dan melanjutkan ke pendidikan dokter spesialis.

Apa itu Psikiater?

Psikiater adalah dokter yang berspesialisasi dalam bidang kesehatan mental dan gangguan jiwa.

Mereka memahami anatomi otak, proses psikologis, dan faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan mental.

Dokter spesialis kejiwaan juga mampu dalam merancang dan mengawasi rencana pengobatan yang sesuai kebutuhan pasien.

Tak hanya itu, mereka juga berperan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.

Caranya, psikiater akan membantu memahami tentang kondisi mental secara khusus, beserta cara-cara mengelola gejala yang mungkin muncul. Dengan cara ini, pasien dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Psikiater dapat memilih salah satu dari beberapa jenis subspesialis di bawah ini:

  • Psikiatri forensik jika ingin menangani masalah hukum yang berhubungan dengan kesehatan mental.
  • Psikiatri anak dan remaja untuk membantu mengatasi masalah mental pada anak-anak dan remaja.
  • Psikiatri adiksi yang khusus menangani masalah kecanduan.
  • Psikiatri geriatri jika kamu ingin membantu mengatasi masalah kesehatan mental pada orang tua atau lansia.
  • Psikiatri psikosomatis untuk membantu mengatasi masalah psikis dan emosional yang menimbulkan rasa nyeri.

Apa Bedanya Psikolog dan Psikiater?

Ada beberapa perbedaan mendasar antara dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dan ahli psikologi (psikolog).

Di antaranya, latar belakang pendidikan, cara mendiagnosis gangguan, dan jenis masalah mental yang bisa didiagnosis.

Baca Juga :  Apa Efek Naik Turun Tangga Setiap Hari?

1. Latar belakang pendidikan

Psikolog menempuh pendidikan strata 1 (S1) ilmu psikologi. Untuk membuka praktik dan konseling mandiri, mereka harus mengambil program magister psikologi profesi.

Jurusannya terbagi menjadi beberapa jenis psikologi, yaitu:

  • Terapan psikologi anak usia dini.
  • Sosial.
  • Industri dan organisasi.
  • Terapan psikologi kesehatan.
  • Terapan psikologi sumber daya manusia (SDM).
  • Perkembangan.
  • Pendidikan.
  • Terapan psikologi olahraga.

Adapun jenis-jenis psikolog:

  • Psikolog klinis. Fokus pada diagnosis dan pengobatan masalah psikologis. Mereka sering bekerja di rumah sakit, klinik, atau praktik pribadi.
  • Psikolog konseling. Membantu individu mengatasi masalah kehidupan sehari-hari, seperti stres, hubungan, dan masalah pendidikan.
  • Psikolog perkembangan. Mempelajari perkembangan manusia sepanjang hidup, dari masa kanak-kanak hingga dewasa, termasuk perkembangan kognitif dan emosional.
  • Psikolog pendidikan. Berfokus pada masalah belajar dan pendidikan, memberikan dukungan kepada siswa dan guru.
  • Psikolog industri dan organisasi. Bekerja di bidang bisnis dan organisasi, menangani masalah terkait perilaku kerja, produktivitas, dan kepuasan karyawan

Berbeda dengan psikolog, seseorang yang ingin menjadi psikiater harus menyelesaikan pendidikan kedokteran terlebih dahulu. Setelah itu barulah mengambil spesialisasi kejiwaan.

Setelah mendapatkan gelar dokter umum, membutuhkan waktu empat tahun untuk menjalani residensi psikiatri.

Kemudian, nantinya psikiater akan bergelar dokter dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa). Pahami lebih dalam tentang Dokter Spesialis Kejiwaan – Penyakit dan Tindakan yang Dilakukan.

2. Cara mendiagnosis pasien

Seorang psikolog akan mempersilakan pasien bercerita tentang masalah yang mereka hadapi. Kemudian mempersilahkan pasien untuk melakukan cognitive behavioural test untuk menilai perilaku dan emosional mereka.

Baca Juga :  Leukemia Akut pada Anak

Caranya dengan mengisi kuesioner, tes IQ, hingga neuropsikologi. Tujuannya,  untuk melihat perkembangan kognitif dan memori. Jika semakin parah, psikolog akan merujuk pasien menemui psikiater.

Adapun tindakan-tindakan yang bisa dilakukan psikolog:

  • Konseling atau terapi, yakni menggunakan teknik psikoterapi untuk membantu klien menghadapi masalah mereka.
  • Melakukan evaluasi untuk memahami kondisi psikologis klien.
  • Memberikan informasi dan edukasi kepada individu atau kelompok tentang kesehatan mental.
  • Mengajarkan keterampilan mengatasi stres, komunikasi, dan keterampilan sosial.
  • Menciptakan program dukungan untuk organisasi atau institusi.

Sementara seorang psikiater, mereka mengetahui segala hal tentang diagnosis dan perawatan untuk setiap kondisi psikologis pasien yang cenderung rumit. Misalnya, gangguan bipolar dan skizofrenia.

Hal ini karena, keahlian mereka berfokus pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia.

Oleh sebab itu, psikiater bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi).

Selain itu, mereka juga mumpuni untuk melakukan terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Psikiater juga berhak meningkatkan dosis penggunaan obat sebagai langkah penyesuaian.

Pernah mendengar tes MMPI untuk mendeteksi gangguan mental? Baca selengkapnya di artikel ini: “Apa itu Tes MMPI? Ini Jenis, Prosedur, dan Hasil Tesnya“.

3. Masalah mental yang didiagnosis

Psikolog tidak bisa melakukan diagnosis gangguan mental pada seseorang.

Namun, psikolog dapat membantu menurunkan intensitas gejala yang dialami oleh pasien, dengan rekomendasi pola hidup lebih sehat.

Sementara psikiater atau dokter spesialis kejiwaan, mereka mampu mengidentifikasi gangguan mental yang lebih kompleks. Misalnya, bipolar, gangguan kecemasan, anorexia nervosa, depresi, dan skizofrenia.

0 kementar

Jawab

GPR Kominfo

POLIKLINIK
DOKTER JAGA
DARURAT
STATISTIK
TESTIMONI